PSTL
(Proteksi Sistem Tenaga Listrik)
SISTEM PROTEKSI MESIN VC250
DISUSUN OLEH :
NAMA : TAHIF MUSTABIQ SUFI
KELAS : 4 TLI 2
NIS : 040247859
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 7
( STM PEMBANGUNAN )
SEMARANG
2008
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
1. Cinta sejati bukanlah cinta sesama manusia, hewan ataupun tumbuhan, tetapi cinta sejati yang sebenarnya adalah cinta pada Tuhan semesta alam yang menciptakan bumi beserta makhluk-makhlukNya.
2. Orang yang terbaik adalah orang yang paling banyak memberikan manfaat kepada orang lain
3. Hari ini lebih baik dari hari kemarin , hari esok harus lebih baik dari hari ini
4. Tiada yang lebih menyenangkan selain ingat pada Allah, tiada yang lebih menyenangkan selain dekat pada Allah, tiada yang lebih menyenangkan selain cinta pada Allah, tiada hari tanpa Asma-ulhusna
Laporan ini kupersembahkan kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa
2. Ayah dan Ibu tercinta
3. Bapak dan Ibu guru tercinta
4. Teman-teman seperjuangan
5. Almamater STM Pembangunan Semarang
6. Seluruh generasi muda
7. Para pembaca yang budiman
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas PSTL berupa laporan dengan judul “SISTEM PROTEKSI MESIN VC250”.
Dengan laporan ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan referensi yang tepat bagi pembaca kususnya sehingga dapat memberikan konstribusi dalam upaya meningkatkan mutu dan kualitas Sumber Daya Manusia yang berpendidikan di Indonesia pada umumnya.
Menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini banyak mengalami hambatan, tetapi berkat bantuan dari beberapa pihak, maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kepala Sekolah SMK Negeri 7 (STM Pembangunan) Semarang.
2. Guru pengajar dan pembimbing yang dengan sabar telah memberi pengarahan dan bimbingan sehingga penulisan Laporan PSTL ini dapat dilaksanakan dengan baik.
3. Kedua orang tua serta seluruh keluarga atas doa dan dorongan serta bantuan secara materiil dan Spirituil, sehingga penulisan laporan dapat terselesaikan.
4. Rekan-rekan siswa Kelas 4 Jurusan Teknik Listrik Industri yang telah memberikan bantuan tenaga dan pikiran serta dorongan. Sahabat-sahabat terbaik dan semua pihak yang membantu sekuat tenaga sehingga dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja Industri ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Tidak ada karya yang sempurna, karena manusia mempunyai kelemahan dan keterbatasan. Demikian juga dengan kondisi yang masih dalam taraf belajar, maka apa yang disajikan dalam tulisan ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, diharapkan adanya sumbangan saran sebagai masukan bagi tulisan ini.
Akhir kata, penulis mengharapkan semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Semarang, Februari 2008
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Motto dan Persembahan
Kata pengantar
Daftar Isi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Alasan Pemilihan Judul
1.3 Pembahasan Masalah
1.4 Sistematika Penulisan
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Sistem Proteksi Mesin VC250
2.2 Pengertian Mesin VC250
2.3 Komponen Proteksi Mesin VC250
2.4 Pengertian dan Penjelasan Komponen Proteksi Mesin
2.4.1 Counter
2.4.2 Limit Switch
2.4.3 Photo Electricswitch
2.4.4 Grounding
2.4.5 Thermal
2.4.6 MicroSwitch
2.4.7 Timer TB3
2.4.8 Door Switch
2.4.9 Thermal
2.5 Wiring Diagram Sistem Proteksi Mesin VC 250
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sistem pembangkit tenaga listrik diharapkan mampu beroperasi tanpa adanya gangguan dari periode pemeliharaan rutin ke pemeliharaan rutin selanjutnya. Namun pada kenyataanya gangguan-gangguan terjadi sebelum mencapai program pemeliharaan selanjutnya terjadi. Untuk itu diperlukan personel operasi dan pemeliharaan yang menguasai peralatan dan sistem agar gangguan-gangguan tersebut tidak mengganggu operasi unit pembangkit atau gangguan itu dapat diatasi secepatnya. Selain itu diperlukan sistem operasi dan pemeliharaan yang menyeluruh, efektif dan terukur dan didukung peralatan yang lengkap.
1.2 Maksud dan Tujuan
Untuk efisiensi dalam sistem operasi maupun pemeliharaan listrik dengan memahami dan mendalami sistem pembangkitan listrik di , khususnya Proteksi Generator pada di P.T.KERAMINDO MEGAH PERTIWI harapkan operasi pembangkitan di SETDA PROVINSI JAWA TENGAH dapat berjalan sesuai dengan program kerja yang telah ditentukan dengan / tanpa gangguan ataupun paling tidak dapat menekan sekecil mungkin gangguan yang terjadi khususnya gangguan yang diakibatkan oleh overcurrent. Untuk itu penguasaan pemahaman tentang peralatan seperti overcurrent relay ( OCR ) haruslah dikuasai oleh personel pemeliharaan terutama untuk bagian control dan relay listrik sehingga apabila terjadi gangguan dapat dengan cepat mengidentifikasi masalah dan gangguan dapat diatasi.
1.3 Batasan Masalah
Dalam laporan ini penyusun membatasi pada Overcurrent Relay Type IAC 53 pada sistem proteksi generator di SETDA PROVINSI JAWA TENGAH, dimana pembahasan meliputi pengertian relay, macam-macam relay, fungsi relay, cara kerja, setting overcurrent relay, loss opportunity energi dan kesempatan akibat gangguan.
1.4 Sistematika Laporan
Adapun sistematika penulisan laporan proteksi ini adalah sebagai berikut :
BAB 1 : PENDAHULUAN
• Judul
• Latar belakang masalah
• Maksud dan tujuan penulisan laporan
• Batasan masalah
• Sistamatika laporan
BAB 2 : Overcurrent Relay Type IAC 53
• Overcurrent Relay Type IAC 53
• Pengawatan dan cara kerja rangkaian
• Setting Overcurrent Relay
• loss opportunity energi dan kesempatan akibat gangguan
BAB 3 : KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran penyusun
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SISTEM PROTEKSI MESIN VC 250
Sistem proteksi adalah suatu sistem yang digunakan sebagai pengaman otomatis mesin apabila terjadi gangguan pada saat proses berlangsung. Sistem proteksi ini harus ada di dalam setiap mesin produsksi karena tanpa sistem proteksi mesin tidak akan bekerja dengan baik, sering terjadi gangguan dan proses produksi tidak akan berlangsung dengan baik. Di dalam mesin VC 250 terdapat banyak sekali komponen proteksi yang digunakan untuk mengamankan mesin sehingga produksi pembuatan sliver dapat berlangsung dengan baik.
2.2 Pengertian mesin VC 250 secara umum
Mesin VC 250 adalah mesin yang digunakan untuk memroses lap menjadi sliver. Pada dasarnya mesin VC 250 ini merupakan pengembangan dari mesin combing, yang mempunyai sistem elektrik yang lebih rumit dan lebih komplek, juga menggunakan komponen proteksi yang lebih banyak. Pada mesin VC 250 untuk pengendali mesinnya tidak menggunakan PLC, tetapi dengan rangkaian pengendali konvensional yaitu dengan menggunakan kontaktor, timer, relay dll.
Gambar 4.1. Panel komponen pengendali mesin VC 250
Untuk pemasangan mesin VC 250 apabila ingin memasang mesin VC 250 lebih dari satu buah yaitu idealnya jaraknya adalah 1000 mm sedangkan minimalnya adalah 750 mm, dan untuk berat mesin pada bagian OE mesin beratnya 980 kg, untuk bagian body mesin (draw box) beratnya 2800 kg, dan untuk bagian gear box mempunyai berat 890 kg
Gb. Bagian – bagian mesin VC 250
Keterangan :
1. lampu Indikator 6. Press Arm
2. OE Mesin (Cage box) 7. Trumpet
3. Lap 8. Body Mesin (Draw box)
4. Cover 9. Gear Box
5. Callender Roller 10. Can (Berisi Sliver)
2.3 KOMPONEN PROTEKSI
Letak Komponen Proteksi
Gambar 4.2. Letak komponen proteksi mesin VC 250 tampak depan
Keterangan :
1. Counter
2. Door Switch
3. Proximity Switch
4. Photo Cell
5. Micro Switch
6. Grounding
7. Limit Switch
Gambar 4.3. Letak komponen proteksi mesin VC 250 tampak belakang
Keterangan :
1. Counter
2. Door Switch
3. Proximity Switch
4. Photo Cell
5. Micro Switch
6. Thermal dan Timer
2.4 Pengertian dan Penjelasan Komponen Proteksi
Komponen proteksi adalah komponen yang digunakan sebagai pengaman mesin dengan cara mematikan mesin secara otomatis pada saat terjadi gangguan di dalam proses pembuatan sliver. Didalam mesin VC 250 terdapat banyak sekali komponen proteksi diantaranya adalah:
2.4.1 Counter
Counter adalah komponen proteksi yang berfungsi untuk pengaman apabila can sudah penuh dengan cara menghitung jumlah putaran sliver yang dimasukkan dalam tong yang disebut dengan “Can”. Sistem kerja pengaman (counter) ini menggunakan output berupa relay dan IC , yang mengendalikan motor untuk melakukan doffing apabila can sudah penuh dengan sliver. Untuk mengatur doffing, counter disetting terlebih dahulu, misal 4500 untuk settingan can penuh, maka apabila nilai counter sudah mencapai batas settingan yaitu 4500 maka secara otomatis output untuk doffing bekerja.
2.4.2 Limit Switch
Yaitu komponen proteksi yang bekerja berdasarkan tekanan, biasanya sangat efektif untuk mengamankan barang – barang berat dan mempunyai kemampuan arus dalam orde 2A sampai 15A. Limit switch di dalam mesin VC 250 berfungsi sebagai pengaman otomatis ketika ada kapas yang menyumbat di dalam gear depan mesin.
Model-model limit switch sangat banyak diantaranya ada beberapa tipe yang bekerja berdasarkan sudut dan tipe-tipe yang lainnya, tetapi yang digunakan dalam mesin VC 250 ini menggunakan limit switch type sudut.
Gambar 4.4. Limit Switch
(a) Posisi penempatan limit switch pada mesin (b) Limit switch
2.4.3 Photocell atau Photoelectric switch
Photocell atau disebut juga photoelectric switch adalah komponen proteksi yang berfungsi untuk mengamankan mesin apabila terjadi sliver putus pada saat proses produksi sedang berlangsung. Pengaman ini pada umumnya menggunakan inframerah, biasanya digunakan pada aplikasi dimana limit switch tidak mungkin dapat dipasang karena faktor mekanik atau lingkungan.
Di dalam mesin VC 250 terdapat 11 photoelectric switch yaitu pada bagian depan ada dua dan pada bagian tengah ada satu kemudian ada lagi di bawah lap jumlahnya ada delapan buah.
Gambar 4.5. Posisi penempatan photoelectric switch pada mesin
Sistem kerja daripada photoelectric switch ini adalah apabila sliver putus maka photoelectric switch secara otomatis menjalankan output, sehingga mesin secara otomatis mati. Output yang biasanya digunakan berupa relay yang mengendalikan kontaktor pengendali motor sehingga apabila relay mati otomatis kontaktor tidak bekerja sehingga motor tidak kerja. selain untuk proteksi sliver, photoelectric switch ini juga berfungsi untuk proteksi apabila suplay lap kurang atau habis.
Cara pemasangan photoelectric switch seperti pada gambar dibawah ini:
Gambar 4.6. Aplikasi photoelectric switch
Pada Mesin VC 250 photoelectric switch yang digunakan menggunakan “model separate”. Ciri – ciri model separate yaitu :
• Pengirim dan penerima terpisah
• Jarak proteksi relatif lebih jauh (sampai 40 meter)
Diagram ilustrasi
2.4.4 Proximity Switch
Proximity switch adalah komponen proteksi yang mempunyai dua sistem proteksi yaitu induktif dan kapasitif. Sistem proteksi induktif adalah untuk mengamankan benda – benda yang mempunyai unsur logam. Sedangkan sistem proteksi kapasitif adalah untuk mengamankan selain logam seperti plastik, susu, larutan elektrolit dll.
Di dalam mesin VC250 menggunakan proximity switch dengan sistem proteksinya berupa logam, sedangkan output dari proximity ini adalah counter. Sistem kerja komponen proteksi ini adalah untuk mengamankan proses doffing, apabila proximity tersentuh oleh logam (bagian gigi gear), sedangkan logam yang mengendalikan proximity switch ini berupa gear yang menggunakan satu gigi, kemudian apabila gear sudah menempuh putaran 360 ◦ maka proximity bekerja sehingga nilai counter (output) bertambah satu. Proximity ini terletak di dalam mesin VC 250 bagian OE yaitu bagian mesin paling depan sendiri. Untuk lebih jelasnya lihat pada gambar.
Gambar 4.7. Posisi penempatan proximity switch pada OE mesin (Cage Box)
sedangkan cara pemasangannya dalam rangkaian adalah seperti gambar dibawah ini :
Cara kerja proximity switch yaitu apabila di depan proximity diberi logam maka lampu indiaktor proximty menyala dan outputnya bekerja. Sebaliknya apabila tidak ada logam di depan proximity maka lampu indikator tidak menyala dan outputnya tidak bekerja.
2.4.5 Grounding
Grounding adalah komponen proteksi yang bekerja apabila terjadi kontak antara input dengan output, istilahnya graounding ini seperti sakelar, apabila terjadi kontak maka output bekerja sehingga mematikan mesin.
Terdapat banyak sekali grounding di dalam mesin VC250 apabila dihitung mencapai 40 komponen proteksi grounding, yaitu 16 pada detaching roll, 8 pada table trumpet, 8 pada table callender roller dan 8 lagi pada penutup nipper.
2.4.6 Thermal
Thermal adalah komponen proteksi yang digunakan untuk mengamankan motor, sehingga apabila terjadi tegangan putus disalah satu fasa R, S ataupun T, atau disebut juga tegangan pincang, maka secara otomatis thermal terjadi trip dan menjalankan output sehingga motor tidak bekerja, output thermal ini biasanya adalah kontaktor yang mengendalikan motor, sehingga apabila terjadi trip kontaktor mengubah kontak-kontaknya maka motor mati.
Gambar 4.8. Wiring diagram thermal
2.4.7 Microswitch
Microswitch adalah komponen proteksi yang mempunyai arus yang relatif kecil (dalam orde mA), biasanya mempunyai casing dari plastik dan sangat efektif untuk mengamankan benda – benda yang kecil dan torsi yang sangat ringan,
Gambar 4.9. Symbol microswitch
Pada mesin VC250 digunakan untuk proteksi penggulungan sliver pada roller draw box, letak microswitch ini terdapat di bagian OE mesin, dan di dalam mesin ini hanya terdapat 2 microswitch.
Gambar 4.10. Posisi penempatan microswitch pada mesin
2.4.8 Timer TB3
Timer adalah komponen proteksi yang berfungsi sebagai waktu tunda dalam suatu sistem control. Untuk setting timer pengendali mesin VC 250 menggunakan analog setting, yaitu setting waktu dengan menggunakan petunjuk jarum. Di dalam mesinVC 250 timer (TB3) berfungsi untuk proteksi proses doffing apabila terjadi trouble pada counter, yaitu nilai counter melebihi dari setting counter, maka secara otomatis indikator lampu merah menyala.
Gambar 4.11. Symbol timer TB3
2.4.9 Door Switch
Door Switch adalah komponen proteksi yang digunakan untuk mengamankan apabila salah satu pintu mesin VC 250 dibuka maka secara otomatis mesin langsung mati dan lampu indikator merah menyala. Di dalam door switch terdapat micro switch sebagai sakelar untuk mematikan mesin jadi door switch ini prinsip kerjanya sama dengan microswitch hanya saja di tambah komponen mekanik lainnya sebagai penekan microswitch.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari pengamatan secara langsung dan data-data yang penulis peroleh selama melaksanakan praktek kerja industri di PT Daya Manunggal Salatiga, penulis dapat mangambil kesimpulan yaitu sebagai berikut:
1. Komponen proteksi mesin VC 250, untuk kontrolnya semuanya menggunakan rangkaian konvensional tidak menggunakan PLC karena dari segi keamanan memang lebih aman PLC tapi dari segi perbaikan lebih nyaman pakai konvensional karena kalau terjadi kerusakan biasanya hanya mengganti sedikit komponen seperti relay dll, tapi kalau PLC kalau PLC nya rusak langsung ganti 1 paket PLC, jadi masing – masing mempunyai kelebihan tersendiri.
2. Mesin VC 250 merupakan mesin hasil pengembangan dari mesin combing sehingga bisa menghasilkan serat kapas yang lebih halus disbanding mesin combing
3. Komponen proteksi mesin VC 250 lebih komplek dibanding mesin combing sehingga dilihat dari segi perbaikan lebih mudah dan lebih aman.
4. Mesin VC 250 adalah mesin urutan yang ke 4 untuk dapat membuat sampai menjadi benang, mulai dari blowing , carding, HL kemudian baru kapas diproses masuk ke mesin VC, selanjutnya masuk mesin drawing dan sebagainya sampai menjdai benang. Jadi mesin VC 250 didalam pembuatan benang berfungsi untuk mengolah lap HL menjadi sliver.
.