Pertanyaan ke-7
Apakah Al Asmaaul Husna harus disikapi?
a. لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ = Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah
Tidak mungkin hamba mensikapi Asma' karena tidak punya kekuatan. Jikalau Allah sudah memberi kekuatan, baru dapat mensikapinya. Jadi dengan membaca Al Asmaaul Husna adalah berdo'a memohon daya dan kekuatan.
Misal membaca Ya Rohman – Ya Rohiim
Pertama : mohon agar dapat Asih Sayang Allah
Kedua : mohon daya dan kekuatan agar hamba dapat berbuat Asih dan Sayang terhadap sesama.
1. Berdo'a dengan Al Asmaaul Husna
2. Kabul Do'a
3. Mensikapi
b. Al Asmaaul Husna untuk Do'a, bukan untuk disikapi, tetapi ketika Do'a itu Kabul, pembaca Do'a akan mendapat kekuatan dari Allah untuk untuk mensikapi makna Asma'.
c. Dalam mensikapi makna Asma', tidaklah diambil dari makna Asma' tetapi diambil dari Al Qur'an dan Al Hadist.
Contoh : Ar Rohman Ar Rohiim : Maha Asih dan Sayang
Al Qur'an : QS Al Hujurat 10 اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْابَيْنَ اَخَوَيْكُمْ
Artinya : " Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu."
Al Hadist : اَلرَّاحِمُوْنَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمٰنُ اِرْحَمُوْامَنْ فِى اْلاَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِى السَّمَآءِ
Artinya : " Sayangilah orang-orang di bumi, akan sayang padamu orang yang di langit (Malaikat)." ( )
d. Agaknya ada Asma'-Asma' yang sulit disikapi seperti :
اَلْكَبِيْرُ , اَلْجَلِيْلُ , اَلْعَزِيْزُ , اَلضَّارُ , اَلْمُمِيْتُ , اَلْعَظِيْمُ , اَلْخَالِقُ , Dan lain-lain
Karena itu kembali ke fungsi Asma' adalah untuk Do'a. Asma' besar ( Al Kabiir dll ) untuk menghilangkan sombong. DOA TERUS ……….