proposal

Daftar Isi

A. Kata Pengantar.................................................................................................................... 1
B. Executive Summary Kegiatan dan Budget …………………………………………………………………….... 3
C. Profile Yayasan..................................................................................................................... 3
D. Proposal Pemberdayaan Melalui Keuangan Mikro . .......................................................... 8

E. Proposal Pemberdayaan Melalui Pelatihan Kewirausahaan . . . . . . . . . . .……….…….. 18

F. Proposal Pemberdayaan melalui Program Bank Sapi . . . . . . . . . . . . . . . . . .................... 21

G. Proposal Pemberdayaan Melalui Pelatihan Pembuatan Kue ............................................. 28

H. Proposal Pemberdayaan Melalui Pemeliharaan Ayam Kampung...................................... 31

I. Pelatihan Jurnalistik …………………………………………………………………….. 36
J. Lampiran Foto-Foto Pelatihan yang Pernah Dilakukan …………………………………………………… 39
K. Penutup ………………………………………………………………………………………………………………………… 49









A. KATA PENGANTAR
Masalah kemiskinan dan kesenjangan sosial merupakan sebuah realitas kehidupan yang terus dialami dan dirasahkan mayoritas masyarakat kecil di desa dan kota. Masalah ini juga dilihat langsung oleh Yayasan Bangun Insan Swadaya (YaBISA) melalui berbagai kegiatan pemberdayaan sosial ekonomi ditengah masyarakat kecil baik disektor pedesaan maupun di perkotaan. Phil Bartle (seorang antropolog dan aktivis pemberdayaan), menyebut lima faktor yang berkontribusi kepada masalah sosial kemiskinan yaitu ignorance (ketidaktahuan), disease (penyakit), apathy (masa bodoh/kelesuan), dishonesty (ketidakjujuran) dependency (ketergantungan). Sepintas, panca faktor ini dapat dibedah sebagai berikut.
Masalah kemiskinan dan faktor-faktor penyebabnya itu merupakan fakta sosial yang perlu dicarikan solusinya. Mencarikan solusi ini, Yayasan yakin bahwa pemberdayaan sosial ekonomi layak dipakai sebagai model pendekatan yang tepat dengan penekanan pada pembetukan sikap kooperatif, inovatif, kreatif dan kewirausaan. Pemberdayaan sebagaimana dimaksudkan YaBISA ialah upaya memberi pengetahuan, keterampilan, menumbuhkan kepercayaan diri dan kemauan kuat dalam diri masyarakat dampingan serta menyalurkan dana insentif untuk usaha produktif demi membangun kehidupan ekonomi, pendidikan dan ksehatan yang lebih baik dengan kekuatan dan usaha sendiri. Pembedayaan dalam arti ini telah dilakukan Yayasan melaui berbagai jenis kegiatan termasuk keuangan mikro; pelatihan kewirausahaan; penyuluhan tentang pemeliharaan ayam, ikan lele dan gurami serta sapi.
Evaluasi atas hasil kegiatan pemberdayaan yang dilakukan Yayasan selama dua (2) tahun ini di Caruban (Kabupaten Madiun), Karangjati (Kabupaten Ngawi), dan di kota Surabaya semakin memperkuat keyakinan Yayasan bahwa pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat secara partisipatif, kreatif dan inovatif merupakan jalan keluar dari kemiskinan yang tengah menimpa jutaan masyarakat kecil desa dan kota di Indonesia. Dengan keyakinan ini, Yayasan akan terus bekerja lebih serius meningkatkan kesejahteraan masyarakat kecil di desa dan di kota ke depan.
Dalam rangka mensukseskan program kerja Yayasan ini, Yayasan datang kepada anda dan perusahan anda untuk mengambil bagian dalam kegiatan pemeberdayaan sosial ekonomi yang dilakukan Yayasan ke depan. Anda bisa memberi bantuan anda dalam bentuk dana atau material apa saja yang bisa demi kelancaran proyek pemberdayaan melalui keuangan mikro, pemeliharaan sapi, berternak ayam, pelatihan kewirausahaan serta membuat roti/kue, dan pelatihan jurnalistik. Yayasan yakin bahwa bantuan anda terhadap masyarakat kecil tidak akan membuat anda rugi atau bangkrut. Sebab bantuan itu pada tempat pertama merupakan ajang promosi perusahaan dan bisnis anda dan sekaligus membantu meningkatkan daya beli masyarakat kecil terhadap produk bisnis dan perusahaan anda di kemudian hari. Sekian dan terima kasih. Sekian dan terima kasih banyak. Tuhan selalu memberkati anda dan usaha anda.
B. EXECUTIVE SUMMARY KEGIATAN DAN BUDGET
NO. DETAIL JUMLAH TOTAL DALAM RUPIAH
1. Anggaran Program Keuangan Mikro Rp. 64.200.000.00
2. Program Pelatihan Kewirausahaan Rp. 22.010.000.00
3. Program Bank Sapi Rp. 130.000.000.00
4. Pelatihan Pembuatan Roti Rp. 6.664.000.00
5 Pemeliharaan Ayam Kampung Rp. 32.774.550.00
6 Pelatihan Jurnalistik Rp. 27.034.000.00
JUMLAH TOTAL Rp. 282.682.550.00

C. PROFIL YAYASAN
PROFIL YAYASAN BANGUN INSAN SWADAYA
Kantor Pusat: Jln Kupang Baru II/6, Surabaya 60189.
Telp (031) 732742
Kantor cabang: Jl. Taman Asri II No. 182 Madiun – Jawa Timur.
Telp (0351) 499039
No. Rekening BCA : 1771139111 a/n Hardi Aswinarno FX
Website: http://www.yabisa.com
Yayasan Bangun Insan Swadaya (YaBISA) adalah lembaga pemberdaya individual dan kolektif yang berbasis gerakan kemandirian dengan ciri utama non-profit, pluralitas, egaliter dan otonom.
Dimaksudkan dengan pemberdayaan ialah usaha yang dilakukan secara terus menerus untuk memberi pengetahuan, keterampilan, serta menumbuhkan kepercayaan diri dan kemauan kuat dalam diri setiap insan untuk membangun kehidupan sosial ekonomi, pendidikan dan kesehatan dengan kekuatan sendiri dan bersama.
Seluruh kegiatan pemberdayaan Yayasan ini dilakukan berdsarkan pandangan Yayasan tentang manusia serta visi, misi, maksud, sasaran, tujuan, serta spiritualitas Yayasan sebagaimana tertulis dibawah ini.

I. PANDANGAN TENTANG MANUSIA
1. Setiap orang sanggup berpikir dan bertindak secara individual/mandiri serta kolektif untuk mengubah hidup sendiri dan bersama
2. Setiap orang memiliki kemapuan untuk berkreasi dan berproduksi demi kemajuan hidup sendiri dan bersama
3. Setiap orang memiliki kemampuan bekerja sama dan membangun relasi sosial dengan orang lain atas dasar saling percaya dan saling menguntungkan.
II. VISI
Menjadi lembaga pemberdayaan sosial ekonomi yang mandiri, kuat dan terpercaya demi terwujudnya kemajuan dan kemandirian kehidupan dalam bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, organisasi untuk kesejahteraan hidup masyarakat;
III. MISI
1. Membangun secara bersama kemandirian ekonomi dan organisasi serta mutu kesejahteraan masyarakat;
2. Menumbuhkan semangat hidup sederhana dan suka menabung dalam diri masyarakat;
3. Membangun kerja sama dengan lembaga-lembaga pemberdayaan ekonomi, pendidikan, kesehatan, keuangan, dan organisasi lainya pada tingkat lokal, nasional, ataupun internasional demi kemajuan, kemandirian dan kesejahteraan kehidupan ekonomi, pendidikan dan kesehatan masyarakat;
4. Menumbuhkan bibit kewirausahaan dalam diri anggota dengan memberi bantuan modal, pendampingan usaha, dan pelatihan terpadu;
5. Membangun serta menampilkan jati diri YaBISA sebagai milik, harapan dan masa depan masyarakat.
IV. SASARAN
Sasaran dari YaBISA ini ialah masyarakat kecil / terpinggirkan (para petani, nelayan pedagang kaki lima, buruh, karyawan perusahan, pengusaha mikro dan kecil) yang memiliki kemauan kuat untuk membangun kehidupan ekonomi, pendidikan, kesehatan serta pengalaman berorganisasi secara mandiri dan berkelanjutan demi suatu kehidupan yang lebih baik, maju, mandiri dan berarti.
V. MAKSUD
Maksud didirikannya YaBISA ini ialah melakukan pemberdayaan anggota dengan sasaran membentuk sikap kewirausahaan serta kemandirian ekonomi, pendidikan, dan kesehatan yang berkelanjutan.
VI. TUJUAN
Tujuan YaBISA ialah :
1. Pemberdayaan kehidupan ekonomi, pendidikan dan kesehatan serta organisasi masyarakat kecil dalam semangat persaudaraan sejati, solidaritas dan subsidiaritas;
2. Membangun kerja sama dengan lembaga-lembanga pemberdayaan ekonomi dan sosial lainya dalam rangka meningkatkan kemampuan finansial, sumberdaya manusia serta sumber daya organisasi;
3. Peningkatan mutu pelayanan yang professional dan relevan dalam bidang pengembangan ekonomi, pendidikan, kesehatan dan organisasi masyarakat.

VII. SPIRITUALITAS
1. Memajukan kesejahteran hidup masyarakat kecil dengan semangat pelayanan tinggi, kesabaran, disiplin dan berbagi.
2. Tumbuh dan berkembang bersama dalam semangat saling menghargai keunikan masing-masing.
3. Kesederhanaan, realistis, dan relevan dalam menyusun program pemberdayaan dalam kebersamaan.
4. Profesionalisme dalam kerja menurut bimbingan ilmu dan nurani yang jujur.
5. Melihat kemiskinan sebagai musul sosial-kolektif yang harus dikalahkan bersama.
VIII. KEGIATAN POKOK PEMBERDAYAAN
1. Pemberdayaan sosial ekonomi melalui Mikro Kredit dan Enterpreneurship
2. Pemberdayaan Pendidikan melalui beasiswa serta pendidikan dan pelatihan mikro kredit dan enterpreneurship
3. Pemberdayaan kesehatan melalui pendampingan PSK Ponorogo
IX. DASAR HUKUM
1. Akta Pendirian Yayasan No.3 tanggal 22 September 2007 oleh Notaris James Ridwan Efferin, SH
2. SK Menteri Hukum dan HAM RI No. AHU- 1594.02. Tahun 2008
3. Izin Publikasi: Pusat Dokumentasi Dan Informasi Ilmiah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia No.0005.0128/Jl. 3.02/SK. ISSN/2009.03.
X. SUSUNAN PENGURUS
PEMBINA
1. Drs. F.X. Hardi Aswinarno, MA., Pr
2. Johnny Hendra Azali
3. Nugroho Dosoriyanto
4. Drs. Anton Subagiyanto, M. BA, M.Si
PENGAWAS
1. Ir. Paulus Sabar Prasojo
2. Boedi Moeljono Hadiwibowo S.E
KETUA
Antonious Kuntjoro Rendra, SH
WAKIL KETUA
Drs. Efren Justianus Herry Setiadi
SEKRETARIS
Amin Silalahi BA, MBA, DMS
WAKIL SEKRETARIS
Clemens Hary Agus, S.E
BENDAHARA
Indrajani Harsono, S.E.
WAKIL BENDAHARA
Herman Tambrin, S. Ak
PENELITIAN & PENGEMBANGAN
1. Dr. Ola Rongan Wilhelmus, MS., SF
2. Dr. Alberta Retno Puji R, drg., M. Kes
3. Dr. E. Bimo Aksono, drh. M. Kes
HUBUNGAN MASYARAKAT
1. Drs. Y.A. Iskandar Djauhari
2. Dian Ratnasari Ike Christianti, S.E
PENGURUS YaBISA CABANG MADIUN
KETUA CABANG
Dr. Ola Rongan Wilhelmus, MS., SF
KOORDINATOR PEMBERDAYAAN SOSIAL-EKONOMI
1. J. Sutowo, BA
2. A.B. Dwi Nugroho, SE.
3. B. Harisdyanto, SIP.

D. PROPOSAL PEMBERDAYAAN MELALUI KEUANGAN MIKRO
1. Latar Belakang Masalah
Persoalan yang dihadapi para mitra ialah pendapatan rendah dan tidak menentu. Hal ini menimbulkan kesulitan menyekolahkan anak, perawatan kesehatan rumah tangga serta mendapatkan makan dan minuman yang cukup bergisi. Karena itu kegiatan pemberdayaan sosial-ekomi yang dilakukan oleh Yayasan Bangun Insan Swadaya bermaksud membantu meningkatkan pendapatan keluarga demi peningkatan taraf hidup sosial-ekonomi yang lebih baik dengan bertumpuh pada kekuatan, pengalaman, pengetahuan, potensi alam lokal dan peluang usaha ekonomis pada lingkungan para mitra sendiri.
Data statistik sosial-ekonomi masyarakat dampingan menunjukan bahwa jumlah anggota keluarga masyarakat dampingan rata-rata terdiri dari 4 orang. Sementara itu, mayoritas dari mereka berpendapatan sekitar Rp 500.000-6999.000 rupiah per bulan. Pendapatan keluarga ini tergolong rendah bila harus menghidupi 4 anggota keluarga selama sebulan.
Analisa statistik sosial-ekonomi juga menunjukan bahwa besarnya pengeluaran mereka dalam sebulan hampir sama dengan pendapatan mereka. Sebagian besar pendapatan mereka terpakai habis untuk kebutuhan makan dan minum sehari-hari. Mereka tidak memiliki simpanan untuk pendidikan anak, kesehatan rumah tangga dan pengembangan sosial-ekonomi. Melihat situasi sosial-ekonomi seperti ini maka mitra sangat antusias atau termotivasi mendapatkan modal untuk menjalankan usaha produktif demi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan hidup keluarga. Keinginan ini ditopang oleh rata-rata usia mitra yang tergolong sangat produktif yaitu antara 36-40 tahun.
Pada halaman selanjutnya disajikan data untuk menunjukkan situasi sebenarnya dari mitra yang disajikan dalam prosentase (%) dan frekuensi (f) yang disusun dalam bentuk tabel-tabel. Data ini diperoleh dari pusat penelitian dan pengembangan YaBISA yang telah melakukan survey sosial-ekonomi terhadap 40 calon mitra pemberdayaan sosial-ekonomi melalui keuangan mikro. Informasi tentang kondisi calon mitra bisa terlihat dari tabel-tabel yang ditampilkan dibawah ini.
Program ini direncanakan akan diikuti oleh 100 (seratus) mitra. Dibawa ini kami tampilkan sejumlah foto pemeberdayaan sosial ekonomi melalui keuangan mikro yang terlaksana dengan 75 mitra sejauh ini.
Tabel 1
Jenis kelamin
No Variabel Frequency Valid Percent
1 Laki-laki 12 30.0
2 Perempuan 28 70.0
Total 40 100.0
Sumber: Data Diolah
Tabel tentang jenis kelamin mitra menunjukan bahwa lebih banyak perempuan atau para ibu (70%) dari pada laki-laki/para bapak (30 %) tertarik mengikuti proyek IbM Pemberdayaan Sosial Ekonomi ini. Hal ini disebabkan banyak para ibu memiliki keinginan dan kemauan kuat untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan hidup keluarga mereka melalui usaha produktif/ekonomis.



Tabel 2
Tingkat Pendidikan
No Variabel Frequency Valid Percent
1 Tidak pernah sekolah 3 7.5
2 SD 16 40.0
3 SMP 6 15.0
4 SLTA 12 30.0
5 PT 3 7.5
Total 40 100.0
Sumber: Data Diolah
Data tentang pendidikan menunjukkan bahwa majoritas mitra berpendidikan SD (40 %) dan SLTA (30 %). Kebanyakan mereka yang berpendidikan SD berasal dari desa Sembung sementara itu mereka yang berpendidikan SLTA berasal dari Caruban. Hanya tiga orang dari antara para mitra pernah menikmati pendidikan pada Perguruan Tinggi.
Tabel 3
Agama
No Frequency Valid Percent
1 Islam 34 85.0
2 Kristen 6 15.0
Total 40 100.0
Sumber: Data Diolah
Dari segi agama, majorotas mitera (85%) beragama Islam dan sisanya (15 %) beragama Kristen. Masyarakat Muslim dan Kristen pada desa Sembung dan Caruban selalu hidup rukun, terbuka dan mudah bekerjasama demi kemajuan bersama. Tidak pernah terjadi ketegangan dan konflik agama pada desa Sembung dan Caruban.
Tabel 4
Asal desa/kecamatan/kabupaten
No Variabel Frequency Valid Percent
1 Caruban-Menjayan-Kab. Madiun
20 50.0
2 Sembung-Karangjati-Kab. Ngawi
20 50.0
Total 40 100.0
Sumber: Data Diolah
Data menujukan bahwa 20 (50%) dari total mitra berasal dari Caruban, Kecamatan Menjayan, Kabupaten Madiun. Sementara itu 50 % lainnya berasal dari desa Sembung, kecamatan Karangjati, kabupaten Ngawi. Para mitra dipilih dari kedua tempat ini dengam alasan karena telah menunjukan sikap terbuka, koperatif dan entusias menerima kehadirian proyek pengabdian masyarat yakni IbM Pemberdayaan Sosial-Ekonomi Masyarakat kecil Melalui Kredit Mikro ini.







Tabel 5
Jumlah anggota keluarga
Frequency Valid Percent
1 3 orang 12 30.0
2 4 orang 15 37.5
3 5 orang 7 17.5
4 Diatas 5 orang 6 15.0
Total 40 100.0
Sumber: Data Diolah
Data statistik menunjukan bahwa 37.5 % mitra memiliki anggota keluarga sebanyak 4 orang. Sedangkan 17.5 dan 15.0% memiliki anggota keluarga sebanyak 5 dan diatas lima orang. Data ini menunjukan bahwa mayoritas mitra (70 %) memiliki anggota keluara 4 orang keatas.
Tabel 6
Pekerjaan
Frequency Valid Percent
1 Tani 14 35.0
2 Ibu rumah tangga 13 32.5
3 Pedagang kaki lima 4 10.0
4 Berternak ayam/ikan 4 10.0
5 Dll 5 12.5
Total 40 100.0
Sumber: Data Diolah
Majoritas mitra terdiri dari para petani (35 % dan ibu rumah tangga (32.5%). Sisanya pedagang kali lima dan perternak ayam/ikan beskala kecil. Ada juga satpam dan sopir angkota. Sejumlah para ibu rumah tangga dan petani mengakui telah memiliki pengalaman melakukan bisnis kecil-kecilan seperti menjual sayur, ayam potong, nasi pecel dan gorengan. Melihat bahwa cukup banyak diantara para mitra sudah berpengalaman melakukan bisnis dan usaha produktif (walaupun masih secara kecil-kecilan) maka mereka bisa lebih mudah dibimbing untuk melakukan usaha-usaha bernilai ekonomis melalui proyek IbM ini.
Tabel 7
Pendapatan perbulan
Frequency Valid Percent
1 Dibawa Rp 300,000 5 12.5
2 Rp 300,000-499,000 6 15.0
3 Rp 500,000-699,000 19 47.5
4 Rp 7,000,000-8,999,000 6 15.0
5 Rp 900,000 keatas 4 10.0
Total 40 100.0
Sumber: Data Diolah
Data kuantitatif menunjukan bahwa majoritas (47.5 %) para mitera berpendapatan antara Rp 500,000-699,000 perbulan. Sementara itu 15% dan 12.5 % berpendapatan Rp 300,000-499,000 dan dibawa Rp 300,000 perbulan. Data ini menunjukan bahwa sebagian besar (75 %) mitera tergolong miskin mengingat setiap keluarga mereka rata-rata memiliki 4 orang. Survey BPS (Balai Pusat Statitstik) Nasional mengakagorikan setiap keluarga yang teridiri dari 4 orang dan berpendapatan 600,000 kebawa perbulan sebagai keluarga miskin sebab jumlah pendapatan ini tidak cukup membeli makan yang mengandung 2100 kalori per hari untuk setiap orang selama sebulan. Sementara itu keluarga yang berpendapatan sekitar Rp 700,000-an ribu perbulan dikelompokan sebagai keluarga hampir miskin. Melihat kondisi sosial ekonomi ini maka pemberdayaan sosial-ekonomi para mitra sesungguhnya merupakan suatu kebutuhan demi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan hidup keluarga.
Tabel 8
Pengeluaran perbulan
Variabel Frequency Valid Percent
1 Dibawa Rp 300,000 5 12.5
2 Rp 300,000-499,000 8 20.0
3 Rp 500,000-699,000 17 42.5
4 Rp 7,000,000-8,999,000 8 20.0
5 Rp 900,000 keatas 2 5.0
Total 40 100.0
Sumber: Data Diolah
Data diatas menunjukan bahwa majoritas para mitera (42.5 %) berpengeluaran antara Rp 500,000-699,000 perbulan. Sementara itu 20 % dan 12.5 % berpengeluaran Rp 300,000-499,000 dan dibawa Rp 300,000 perbulan. Data ini menunjukan bahwa jumlah pengeluaran para mitera perbulan tidak berbeda jauh dengan jumlah pendapatan perbulan.
2. Tujuan Kegiatan
2. 1. Memulai atau merintis usaha bernilai ekonomis
Projek ini bermaksud membantu mitra mengidentifikasi secara tepat jenis usaha lokal yang bernilai ekonomis untuk dilakukan dan dikembangakan. Pemilihan dan pengembangan usaha itu didasarkan pada potensi lokal, keterampilan, pengetahuan dan pengalaman hidup/kerja mitra sendiri.

2. 2. Pemetaan asset potensi ekonomi lokal
Para mitra dan pendamping berupaya melakukan pemetaan secara jelas dan spesifik tentang potensi ekonomi lokal mitra untuk dikembangkan ke depan.
2. 3. Peningkatan pendapatan
Peningkatkan pendapatan serta kesejahteraan hidup ekonomi masyarakat lokal melalui keberhasilan berternak ayam, ikan lele, gurami, belut, anyaman tas dengan bahan lokal diharapkan dapat. Proyek ini diproyeksikan menjawab kebutuhan paling urgen dari mitra yaitu peningkatan pendapatan dan pengembangan potensi ekonomi lokal.
2. 4. Pengembangan jenis tabungan
Produk lain yang akan dihasilkan ialah menciptakan dan mejalankan bersama produk-produk “tabungan mandiri” seperti tabungan usaha produktif dan tabungan pendidikan anak. Pengembangan jenis tabungan ini bermaksud mendidik mitra untuk mengelola dan menyiapkan modal sendiri untuk pengembangan usaha ke depan dan berkelanjutan serta pendidikan anak-anak mereka.
3. Langkah-langakah Kegiatan
3.1. Mengajak para mitra melakukan survey, dialog dan diskusi tentang hidup, pekerjaan, usaha, pendapatan, peluang-peluang usaha yang bernilai ekonomis dalam lingkungan/komunitas mereka.
3.2. Hasil survei, dialog dan diskusi diharapkan membantu mitra merumuskan
kebutuhan, persoalan, potensi ekonomis yang ada dalam lingkungan sendiri serta merumuskan prioritas persoalan/kebutuhan untuk ditanggulangi secepatnya.
3.3. Memberi motivasi dan membantu mitra untuk melihat dan memilih bidang usaha tertentu yang dapat dilakukan sesuai dengan minat, kemampuan dan peluang ekonomi lokal. Penentuan bidang usaha ini dibuat atas dasar pertimbangan kemampuan, keterampilan,minat dan keseriusan seseorang menjalani usaha, pengembangan usaha kedepan serta prospek pasar.
3.4. Pelaksanaan usaha produktif ini didukung oleh insentif atau bantuan keuangan dalam jumlah kecil antara Rp 300.000/orang. Lima persen (5 %) dari dana ini ditanggung oleh mitra dalam rangka pendidikan kemandirian dan menumbuhkan rasa harga diri masing-masing mitra.
3.5. Para mitra selanjutkan mendapatkan pendampingan secara intensip terhadap usaha yang dilakukan. Pendapingan ini mengambil bentuknya paling konkrit dalam kegiatan monitoring dan evaluasi yang dilakukan secara teratur dan bersama oleh para mitra dan pendaping. Monitoring dan evaluasi akan membantu mendeteksi sedini mungkin permasalahan yang muncul dalam kaitannya dengan usaha yang sedang dijalani serta mencarikan solusi secara cepat dan efektif.
3.6. Pada akhir masa implementasi projek ini, para mitra difasilitasi oleh pendamping IbM untuk melakukan evaluasi umum secara bersama atas usaha yang dilakukan, pendampingan yang diberikan, tingkat keberhasilan dan kegagalan usaha serta faktor penyebanya, tingkat pendapatan mitra, pemasaran serta pengembangan usaha ke depan dengan modal yang lebih bertumpuh pada kekuatan sendiri lewat tabungan.

4. Jenis Usaha yang Dilakukan

Jenis usaha yang akan dilaksanakan melalui program keuangan mikro ialah bisnis ayam potong, jual sayuran, budidaya anyaman tas denga bahan lokal, budidaya ternak lele, gurami dan belut, pengembangan kios dan warung makan, dan pengembangan peternakan kelinci. Jenis usaha yang akan dikembangkan ini diperoleh melalui hasil survey sebagaimana ditampilkan pada tabel 14 dibawa ini




Tabel. 9
Jenis usaha yang akan dilakukan
Frequency Valid Percent
1 Bisnis ayam potong, jual sayuran dan gorengan dipasar 17 42.5
2 Budi daya anyaman tas dengan bahan lokal 10 25
3 Budidaya ternak lele, gurami dan belut 5 12.5
4 Pengembangan kios dan warung makan 5 12.5
5 Pengembangan peternakan kelinci 3 7.5
Total 40 100.0
Sumber: Data Diolah
Ketika ditanya jenis usaha yang akan mereka lakukan dalam kemitraan dengan proyek YaBISA, 42.5 % mitera mengatakan akan melakukan bisnis ayam potong, jualan sayur dan gorengan di pasar atau di rumah. Sedangkan 25 % mengatakan akan melakukan budidaya membuat tas dari bahan lokal; 12.5 % melakukan budidaya ternak lele, gurami dan belut, pengembangan kios dan warung makan. Sementara itu, 7.5 % melakukan budi daya ternak kelinci.
Terdapat 34 (85 %) dari para mitera merasa konfiden bahwa usaha yang mereka lakukan akan berhasil dan berkelanjutan sebab usaha yang akan digeluti itu sesuai dengan kemapuan dan pengalaman kerja mereka sendiri serta potensi pasar lokal yang mereka lihat sehari-hari. Sementara itu 6 (15%) mitera mengatakan cukup yakin akan berhasil melakukan usaha mereka.
Mayoritas mitra (92.5 %) mengakui bahwa kesulitan paling besar yang akan mereka alami dalam melakukan usaha bernilai ekonomis ialah permodalan. Hanya 7.5% mengatakan kesulitan berkaitan dengan pemasaran dll.

E. Rician Untuk Kegiatan Selama 6 Bulan
No Tujuan Volume Biaya satuan Biaya (Rp)
1 Transportasi ke Madiun dan Ngawi 2 orang x 24 kali 25.000.00 1.200.000
2 Administrasi 100 orang x 2 kali 5000.00 1,000.000.00
3 Bantuan insentif pendampingan sosial ekonomi masyarakat mitra (6 bulan) 100 orang 500.000.00 50.000.000
4. Honorarium untuk 2 orang selama 6 bln. 2 orang x 6 bulan 1,000.000,00 12.000.000.00

BIAYA TOTAL
64.200.000.00


E. PROPOSAL PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN

1.Latar Belakang masalah

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa tujuan pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa serta meningkatkan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, indikator keberhasilan pendidikan tinggi selain tingkat penguasaan mahasiswa terhadap ilmu, teknologi, dan seni, tetapi juga kemampuan lulusan universitas mensejahterakan dirinya atau/dan juga orang lain baik sebagai pencari kerja (job seeker) maupun pencipta kerja (job cretor).
Peningaktan relevansi lulusan sangat penting seiring dengan semakin tingginya jumlah pengangguran lulusan perguruan tinggi. Pada tahun 2004, jumlah pengangguran lulusan perguruan tinggi mencapai 585.358 orang meningkat menjadi 739.206 orang pada Februari 2007. Artinya dari tahun 2004 sampai 2007 telah terjadi peningkatan jumlah penganggur lulusan perguruan tinggi sekitar 26%. Pertumbuhan kesempatan kerja belum mampu mengimbangi pertumbuhan angka kerja setiap tahunnya termasuk angkatan kerja berpendidikan tinggi.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, perguruan tinggi perlu mengembangkan strategi pendidikan baru. Meningat keterbatasan kesempatan kerja yang ada, pengembangan kewirausahaan dan pembuatan website dan blog yang mengarahkan para calon lulusan perguruan tinggi menjadi pencipta kerja merupakan alternatif yang harus dipilih.
Berbagai program untuk menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan dan menigkatkan aktivitas kewirausahaan di kalangan lulusan perguruan tinggi telah dilakukan Depatemen Pendidikan Nasional, antara lain, melalui program kreativitas mahasiswa (PKM) dan Cooperative Education (Co-op) dan bagi dosen ada Ipteks bagi masyarakat, kewirausahaan, produk ekspor, inovasi dan kreativitas kampus dan wilayah.
Dalam proposal ini kami sertakan sejumlah gambar pelatihan kewirausaan yang telah dilakukan untuk 80 kaum muda dan mahasiswa di Madiun, Jawa Timur pada akhir Desember 2009 yang lalu. Dalam tahun ini Yayasan berencana melakukan pelatihan kewirausaan sebanyak dua kali, masing-masingnya satu kali di Madiun dan satu kali di Surabaya.

2. Tujuan dan Manfaat Pelatihan

2.1.Meningkatkan kemampuan dan pemahaman karakteristik kewirausahaan dan pembuatan website dan blog.
2.2.Meningkatkan kemampuan peserta dalam proses pembelajaran kewirausahaan dan
pembuatan website dan blog dan pelaksanaannya di lingkungan perguruan tinggi.
2.3.Memberikan pemahaman kepada peserta, proses penciptaan bisnis baru dengan
pemasaran melalui internet (e-marketing).
2.4.Memberikan kemampuan kepada perserta untuk merencanakan tata cara pembelajaran
kewirausahaan dan pembuatan website dan blog di perguruan tinggi.
2.5. Meningkatkan kemampuan peserta dalam mengelola kegiatan pembelajaran kewirausahaan dan pembuatan website dan blog secara berkesinambungan di perguruan tingginya.

3. Materi Pelatihan
3.1. Gambaran umum tentang Penganguran dan Dependensi tamatan Perguruan Tinggi
3.2. Pemaparan hasil survey dan focus pelatihan kewirausahaan.
3.3. Mengenal peluang Bisnis
3.4. Mengenali keinginan yang dapat dilakukan dan biayanya murah.
3.5. Menciptakan bisnis melalui simulasi
3.6. Legalitas Usaha
3.7. Metode 5 W + 1 H dalam memulai bisnis
3.8. Micro finance
3.9. Evaluasi

4. Metode Pelatihan
4.1. Presentasi
4.2. Video presentation
4.3. nDiskusi dan Tanya jawab
4.4. Simulasi
4.5. Kunjungan lapangan

5. Peserta pelatihan
5.1. Pemula dalam bisnis Internet dan ingin mendapatkan penghasilan melalui bisnis online
5.2. Lulusan sekolah atau perguruan tinggi yang sedang mencari kerja
5.3. Karyawan atau pegawai yang ingin menambah penghasilan dengan kerja yang tidak menyita waktu
5.4. Mahasiswa yang ingin menambah uang saku atau tidak ingin memberatkan orang tua dalam membiayai studinya
5.5. Orang yang secara kebetulan banyak menggunakan internet dalam kerja atau aktivitas kesehariannya.
5.6. Pengusaha yang ingin mengembangkan bisnisnya di dunia internet
5.7. Siapapun, dari latar belakang apapun, dan dengan kemampuan internet seperti apapun.

6. Waktu dan Tempat Pelatihan

Waktu dilakukan selama 3 hari, pada tanggal 10-11 Oktober Sabtu dan Minggu di Madiun dan Surabayan.

Tempat di Madiun: Jl. Taman Asri II/182 Madiun. Telp. 081259459950; atau 081335582641

Tempat Pelatihan di Surabaya: Jln. Kupang Baru II/6 Surabaya 60187. Telp/Fax. (035) 4999039.




7. Riancian Biaya Pelatihan
No Kegiatan Volume Biaya satuan Biaya (Rp)
1 Perjalanan pemberi seminar dari hotel-ke tempat seminar – PP 3 orang x di 2 tempat x 2 hari 150.000.00 sekali jalan Rp. 1.800.000,-
2 Honor pemberi seminar 2 orang x di 2 tempat x 2 hari 1.000.000.00 Rp. 2.000.000,-
3 Pembuatan Block 1 orang x di 2 tempat x 2 hari Rp. 1.500.000,- Rp. 3.000.000,-
4 Pembuatan Website 1 orang x di 2 tempat x 2 hari Rp. 1.500.000,- Rp. 3.000.000,-
5 Biaya Hotel 3 orang x di 2 tempat x 2 hari/1 tempat Rp. 600.000 x 3 x 4 hari Rp. 7.200.000,-
6 Tiket Kereta Api Surabaya-Madiun 3 orang x di 2 tempat Rp. 60.000 x 2 x 3 Rp. 360.000,-
7. Biaya konsumsi 40 orang di 2 tempat x 2 hari Rp 5000 X 40 x 3 kali x 2 hari (6 Kali makan) Rp. 3.600.000
8 Biaya Snack 40 orang
Di 2 tempat x 2 hari Rp 2000 x 40 x 3 x 2 hari (4 kali makan) Rp. 960.000
9 Banner 1.5 x 3 Meter Rp 90.000 Rp. 90.000
Total Biaya Rp.22.010.000.-



F. PROPOSAL BANK SAPI
1. Latar Belakang Masalah
Krisis sapi yang dialami Indonesia belum membuat pemerintah berpikir keras mengenai bagaimana mengusahakan agar peternak sapi bisa lebih produktif dan bertambah dalam jumlah sehingga mampu menghasilkan susu dan daging dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. Namun yang terjadi, pemerintah lebih senang berpikir instan dengan melakukan impor dari luar negri, khususnya Australia dan New Zealand.
Sebenarnya bila melihat kebiasaan dari masyarakat pedesaan yang senang bertani dan beternak makan sebetulnya peternakan dan pertanian di Indonesia bisa lebih maju dan produktif. Di bidang pertanian Indonesia sudah bisa dikatakan cukup berhasil, karena menurut menteri pertanian pada tahun 2008 Indonesia sudah swasembada beras dan bisa mengekspor beras premium ke luar negri.
Namun, yang terjadi di bidang peternakan justru sebaliknya. Pemerintah Indonesia membuat kebijakan membuka peluang impor sebesar-besarnya dengan cara memperpanjang impor dari Australia dan New Zealand dan menyusl menurunkan bea masuk impor dan yang lebih parahnya pemerintah ingin mengimpor daging sapi dari Brazil. Padahal negara Brazil belum terbebas dari penyakit mulut dan kuku (PMK).
Pemerintah harusnya membenahi dulu dari dalam masalah-masalah yang dihadapi oleh peternak. Tak ada ruginya meninggalkan jauh-jauh pemikiran instan untuk mengatasi krisis sapi ini dengan lebih berpihak pada peternak lokal. Dilihat dari kebiasaan masyarakat desa, satu keluarga hanya mampu memelihara 1-2 ekor sapi, dikarenakan adanya keterbatasan tenaga untuk pemeliharaan sapi. Belum lagi masalah keamanan yang meresahkan masyarakat. Biasanya untuk menjaga keamanan hewan ternaknya ada penduduk yang sampai tidur satu kandang, atau menitipkan ke warga lain yang memang membuka jasa seperti itu, yang nantinya ada sistem bagi hasil antara pemilik dan pemelihara sapi. Biasanya alternatif ini lebih sering menjadi pilihan, karena selain merasa tenang hewan ternaknya dijaga dan menjadi tanggung jawab orang tersebut juga dari segi pakan pun lebih terjamin.
Kesulitan lain dilihat dari biaya pakan dan pemeliharaan yang masih cukup tinggi. Masyarakat desa umumnya dalam mencari pakan ternaknya bergantung dari lahan di sekitar desanya atau di pekarangan rumah dengan menggunakan sepeda atau jalan kaki. Rumput-rumput atau tumbuhan yang bisa dijadikan makanan ternak dipotong dan dibawa dengan 1-2 karung saja yang kapasitasnya hanya cukup untuk satu hari. Dan bila stok pakan ternak di desanya habis, maka pencarian diperluas ke luar desa, dengan menggunakan sepeda atau angkutan umum, bila ada. Namun, hasil yang diperoleh juga sama hanya cukup untuk memberi makan satu hari saja dengan 1-2 hewan ternak. Dan keesokannya berlanjut seperti itu, yang dalam mencari pakan ternak saja harus menghabiskan waktu setengah hari dan sangat menyita waktu peternak, yang mungkin ingin mencari pekerjaan sampingan diluar itu.
Selain itu kebanyakan peternak di desa-desa maupun di daerah lain yang menjual atau melakukan pemotongan daging sapi, sebelum ternak itu mencapai umur maksimal, dikarenakan kondisi ekonomi peternak itu sendiri yang ingin cepat mendapatkan penghasilan, namun penghasilan yang didapatkanpun tidak maksimal. Dan memperburuk keadaan ekonomi peternak itu sendiri.
Hal ini nantinya yang akan berdampak pada implementasi program pembibitan ternak unggul yang dirasakan Indonesia saat ini. Mengapa demikian, karena seperti kebiasaan masyarakat pedesaan yang hanya mampu memelihara 1-2 ekor sapi. Jadi bila ada peternak yang terburu-buru memotong hewan ternak sebelum waktunya, maka kesempatan untuk pembibitan atau menganakan sapi tersebut akan hilang. Sehingga sudah menjadi mindset di benak masyarakat tertentu bahwa bila punya sapi, ya harus dijual, sehingga tidak ada pemikiran untuk mengembangkan atau melakukan pembibitan ternak unggul. Tidak masalah bila terjadi pada peternak yang memiliki 2 sapi atau lebih, bagaimana dengan peternak yang hanya memiliki satu sapi yang merupakan satu-satunya, dan dia tidak memiliki sapi lagi untuk pembibitan menjadi ternak unggul yang bisa dikembangkan menjadi sapi perah atau sapi unggul yang dagingnya melalui proses penggemukan. Program-program dan penyuluhan-penyuluhan dari pemerintah saja tidak cukup untuk mengatasi krisis sapi dan lemahnya implementasi akan program pembibitan ternak unggul tersebut.
Untungnya saja dari pernyataan menteri pertanian yang mengatakan bahwa Indonesia sudah swasembada beras, dengan ini dapat diartikan dari segi pakan ternak sendiri akan tercukupi karena salah satu pakan sapi yang berasal daun padi / damen padi, dapat terpenuhi. Karena daun padi tersebut merupakan limbah yang tidak terpakai bahkan oleh petani biasanya dibakar karena untuk dibuangpun akan menumpuk.
Namun, terdapat kekurangan dalam pakan jenis ini. Damen padi saja dinilai tidak cukup bergizi bagi hewan ternak, dikarenakan tidak bisa menggemukan sapi itu sendiri. Analoginya damen padi dianggap seperti sebuah camilan bagi sapi. Akan tetapi, damen padi yang dikelola dengan baik dan diproses dengan baik akan memiliki manfaat seperti rumput gajah.
Oleh karena permasalahan diatas Yayasan Bangun Insan Swadaya mencoba melakukan proyek Bank Sapi dengan bertujuan mensejahterahkan perekonomian penduduk di desa. Perlu diketahui juga bahwa Bank Sapi sebenarnya secara tidak langsung sudah diterapkan oleh penduduk desa secara tradisional, yakni sistem mawah atau bagi hasil dengan menitipkan sapinya pada orang lain. Namun karena hal ini bersifat tradisional dan belum ada pengolahan yang modern serta modal yang dimiliki minim, maka pemeliharaan dan kualitas sapi yang dipeliharapun juga mengalami penurunan.

2. Tujuan
2.1. Membantu pemerintah mewujudkan swasembada sapi pada tahun 2010, sehingga
Indonesia tidak perlu mengimpor ke negara lain.
2.2. Mengurangi pengangguran di daerah pedesaan dan sekaligus meningkatkan
pendapatan dan kesejahterah sosial ekonomi masyarakat
2.3. Menciptakan sebuah program untuk mengatasi krisis sapi di Indonesia dengan
program Bank Sapi.

3. Sarana Yang Dibutuhkan
3.1. Kandang untuk setiap masing-masing sapi kurang lebih 10 s/d 20 kandang.
3.2. Menyediakan karyawan untuk perawatan/pemeliharaan sapi. Karyawan yang
memelihara sapinya tetap dalam waktu tertentu, sampai sapi tersebut dijual atau berpindah pemilik. Ini berhubungan dengan sistem pembagian hasil dari karyawan.
3.3. Kemampuan karyawan kandang untuk memelihara sapi kurang lebih 5 s/d 10 ekor.
3.4. Menyediakan makanan yang bergizi untuk sapi.
3.5. Menjaga kesehatan sapi.
3.6. Menjamin keamanan sapi. Agar jangan sampai hilang dicuri.
3.7. Menyediakan gudang makanan hijau, makanan padat (konsentrat) tangki tetes dll.
3.8. Tempat pembuangan kotoran sapi, dan pengolahan biogas, pupuk organik,
penampungan urine sapi dll.
3.9. Air bersih untuk sapi dan kebersihan kandang.
3.10. Lampu penerangan PLN dan generator berbahan bakar biogas(manfaat)
3.11. Lahan untuk menanam rumput gajah, dan kerjasama dengan petani sekitar untuk
makanan sapi. Berupa limbah hasil pertanian, rumput, daun jagung, padi, tebu, kacang, kedelai, daun dan batang pohon pisang dll.
3.12. Timbangan sapi, ember susu, tali, stempel, alat tato, dan peralatan untuk mengindentifikasi sapi yang satu dengan yang lain (peralatan untuk identifikasi sapi)
3.13. Kendaraan berupa truk, untuk mengangkut pakan sapi, atau sapi yang siap dijual.
3.14. Ruang kantor, ruang pegawai, ruang / pos penjagaan yang di tempatkan di dekat
kandang sapi, ruang mesin generator, ruang peralatan dll. (ruang administrasi)


4. ATURAN PEMBAGIAN HAK DAN KEWAJIBAN MASING-MASING
4. 1. Di Bank Sapi terdapat 4 pihak yang terlibat
• Pemilik kandang disebut juga pemilik Bank Sapi.
 Pemilik sapi disebut Investor
 Perawat / pemelihara sapi disebut karyawan kandang yang bekerja di Bank Sapi.
 Karyawan pakan adalah pekerja yang menyediakan makanan atau juga sebagai pemilik lahan tanaman dari pakan sapi, yang dibantu oleh karyawan lain.

4. 2. Sistem bagi hasil di Bank Sapi
• Hasil usaha = Hasil penjualan – modal – pajak
• Modal : harga modal ditentukan oleh berat badan sapi di kali dengan harga per kilogram sapi hidup yang berlaku pada saat itu. Kesepakatan harga modal disahkan oleh investor dan pejabat Bank Sapi, berupa surat ketetapan harga modal.
• Prosentase Pembagian Bagi hasil untuk :
- Bank Sapi : Hasil usaha x 10 %
- Investor : Hasil usaha x 45 %
Harga modal awal dikembalikan.
- Karyawan kandang : Hasil usaha x 22,5 %
- Karyawan bank sapi : gaji bulanan
- Karyawan pakan : gaji bulanan atau gaji perorangan.
- Penjualan sapi atau anak sapi (pedet) atas persetujuan Investor dan Bank Sapi.
- Bank Sapi diperbolehkan membeli sapi dari Investor atas kesepakatan dengan pemilik sapi tersebut.


4. 3. Peranan Bank Sapi dan Investor
-Peran utama dari Bank Sapi adalah dalam hal pembibitan sapi unggul. Agar jumlah
populasi dan kualitas sapi dapat terjaga secara idea.
-Bank Sapi wajib bisa memasarkan hasil dari peternakan ini. Bank Sapi juga merupakan agen pemasaran. Atau wajib untuk mendirikan industri pengolahan lanjutan, hasil dari peternakan sapi tersebut. Karena bila industri pengolahan hasil peternakan semakin banyak maka harga dari hasil peternakan tidak gampang dipermainkan, seperti kasus yang terjadi di Nestle.
-Investor diperbolehkan untuk mengunjungi sapinya sewaktu-waktu untuk
mengontrol atau melihat perkembangan sapinya, dengan seijin dari pihak Bank Sapi.
-Investor dan karyawan diusahakan diambil dari masyarakat sekitarnya atau masyarakat desa dimana program Bank Sapi tersebut digalakkan.

5. Rincian Biaya

KETERANGAN ITEM HARGA SATUAN TOTAL
Sapi Pedet Brahma 10 ekor Rp 7.000.000 Rp 70.000.000
Kandang sapi 10 kandang Rp 2.000.000 Rp 20.000.000
Sewa Tanah 1 Rp3.000.000/thn Rp 3.000.000
Pakan Ternak 10 Rp1.500.000/bln x 12 Rp 18.000.000
Pegawai 2 Rp500.000/bln x 12 Rp 12.000.000
Karyawan 1 Rp500.000/bln x 12 Rp 6.000.000
Alat-alat 1 Rp1.000.000 Rp 1.000.000
BIAYA TOTAL Rp 130.000.000



G. PROPOSAL PELATIHAN PEMBUATAN ROTI
1. Landasan Program
Yayasan Bangun Insan Swadaya (YaBISA) adalah lembaga pemberdayaan individual dan kolektif yang berbasis gerakan kemandirian. Ciri utama Yayasan ini adalah non-profit, pluralitas (melampaui batas-batas agama, golongan dan kedaerahan), egaliter (tidak mengabdi kepada kepentingan politik tertentu) dan otonom.
Pemberdayaan seperti yang dimaksudkan YaBISA ialah usaha memberi pengetahuan, keterampilan serta menumbuhkan kepercayaan diri dan kemauan dalam diri setiap insan untuk membangun kehidupan ekonomi, pendidikan dan ksehatan dengan kekuatan sendiri.
Pembedayaan dilakukan melalui berbagai jenis kegiatan termasuk pelatihan, pendampingan, penyuluhan dan seminar berkaitan dengan pengembangan sosial ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan organisasi kemasyarakatan.
Dalam rangka pengembangan kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat kecil, YaBISA berharap bisa mendapatkan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak demi kelancaran dan keberhasilan pelatihan ini. Kesuksesan pelatihan ini akan memiliki sumbangan tersendiri dalam proses peningkatan taraf hidup ekonomi, pendidikan dan kesehatan masyarakat kecil .
Jumlah peserta pelatihan pembuatan kue dan roti sebanyak 15 orang. Setelah pelatihan, para peserta diharapkan bisa mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan modal untuk mengembakan usaha membuat kue dan roti untuk dijual demi peningkatan ekonomi rumah tangga.

2. Tujuan Pelatihan
Tujuan pelatihan pembuatan roti dan kue ialah sebagai berikut:
2.1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan membuat kue dan roti
2.2. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pemasaran kue dan rot
2.3. Peningkatan ekonomi dan kesejahteran keluarga peserta latihan.

3. Sasaran Pelatihan
Kelompok sasaran dari program pelatihan pembuatan roti dan kue adalah:
3.1. Para ibu rumah tangga
3.2. Para pedagang kaki lima
3.3. Para pemudi

4. Program Pelatihan
Program pelatihan membuat kue dan roti mencakup:
4.1. Pembuatan roti
4.2. Pembuatan kue
4.3. Pemasaran kue dan roti














5. Rincian Anggaran
No Kegiatan Unit Satuan Harga Satuan Jumlah
1 Bahan-Bahan kue
Onde-onde mekar 30 Tepung 20 klg x Rp 6.000 Rp. 120.000
Caramel 15 Idem - -
Bolu panggang 10 Idem - -
Kembang goyang 100 Idem - -
Roti Kukus 20 Idem -
2 Peralatan Pembuatan kue 1 Mixer duduk 5.000.000 Rp. 5.000.000
3 Pelatih pembuat kue 1 Honor untuk 2 org 500.000.00 Rp. 1.000.000
4 Listik 10 Kwh - 10.000 Rp. 100.000
5 Air 20 liter - 1000/leter Rp 20.000
6 Gas 3 kg - 4000 Rp. 4000
7 Biaya Makan 20 org - 5000/caput x 3 kali Rp. 300.000
8 Snek 20 org - 2000/caput x 2 kali Rp. 120.000
BIAYA TOTAL Rp 6.664.000.00





H. PROPOSAL PEMILIHARAAN AYAM KAMPUNG
1. Landasan Program
Yayasan Bangun Insan Swadaya (YaBISA) adalah lembaga pemberdayaan individual dan kolektif yang berbasis gerakan kemandirian masyarakat kecil. Ciri utama lembaga ini adalah non-profit, pluralitas (melampaui batas-batas agama, golongan dan kedaerahan) egaliter (tidak mengabdi kepada kepentingan politik tertentu) dan otonom.
Dimaksudkan dengan pemberdayaan disini ialah usaha memberi pengetahuan, keterampilan serta menumbuhkan kepercayaan dan kemauan diri dalam setiap insan untuk membangun kehidupan sosial ekonomi, pendidikan dan kesehatan dengan kekuatan sendiri.
Pembedayaan itu telah mulai dilakukan Yayasan melalui berbagai jenis kegiatan antara lain pelatihan, pendampingan, penyuluhan dan seminar berkaitan dengan pengembangan ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan organisasi kemasyarakatan.
Dalam rangka pengembangan sosial-ekonomi masyarakat kecil, Yayasan bermaksud melakukan pelatihan berternak ayam kampung dan sekaligus menyiapkan fasilitas untuk 20 mitra yang berminat melakukan kegiatan pemeliharaan ayam kampung.
Diharapkan setelah pelatihan, para mitra bisa memiliki pengetahuan dan keterampilan memelihara ayam serta memperoleh bantuan material untuk memulai usaha ini. Bantuan material itu diberikan dalam bentuk penyediaan ayam dewasa yang siap dipelihara; kandang ayam, makanan ayam; obat pencegahan penyakit ayam; dan pendampingan pemeliharan ayam selama tiga (3) bulan.
Melalui proposal ini kami mengharapkan suport/bantuan dari berbagai pihak terhadap program Yayasan ini sehingga bisa terlaksana dengan baik dan berhasil demi peningkatan mutu dan taraf hidup masyarakat kecil.
2. Tujuan Pelatihan
Tujuan pelatihan berternak ayam ini ialah sebagai berikut:
1). Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan memelihara ayam;
2). Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan merawat ayam
3). Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam pemasaran ayam
4). Peningkatan ekonomi dan kesejahteran hidup para peternak ayam.
3. Program Pelatihan
Program pelatihan berternak ayam mencakup:
3.1. Pemilihan lokasi berternak ayam
3.2. Pemilihan bibit ayam
3.3. Cara perawatan ayam
3.3. Pencegahan penyakit ayam dan cara merawat ayam yang sakit
3.4. Panen dan pemasaran ayam

4. Sasaran Pelatihan
Kelompok sasar dari program berternak ayam adalah:
4.1. Para petani
4.2. Para penarik becak
4.3. Para pengamen
4.4. Para ibu rumah tangga









5. Rincian Pembiayaan
5.1. Anggaran pelatihan
NO ITEM JUMLAH HARGA SATUAN HARGA TOTAL
1 Konsumsi yang terdiri dari:
• Snack
• Makan siang
• Kopi
• Teh
• Air putih kemasan
35
35
2 morong
1 morong
2 dos
5000
10.000
10.000
10.000
12.000
175.000
350.000
20.000
10.000
24.000
2 Spanduk 2 75.000 150.000
3 Block Note 30 3.000 90.000
4 Ballpoint 30 1.500 45.000
3 Kertas 1 rim 35.000
4 Kertas plano 30 lembar 1.000 30.000
5 Spidol 3 buah 12.000
6 Solar untuk mobil 1 mobil 100.000
7 Bensin untuk motor 2 motor 20.000
8 Sertifikat 35 buah 10.000 350.000
9 Lain-lain 5% dari total anggaran 53.550
SUB-TOTAL 1.124.550



5.2. Anggaran Sarana dan Peralatan Berternak Ayam
NO ITEM HARGA SATUAN
(Rp) JUMLAH YANG DIPERLUKAN PERINCIAN HARGA TOTAL
(Rp)
1 Ayam Jantan 50.000 2 ekor 50.000x2x20 2.000.000
Ayam Betina 35.000 6 ekor 35.000x6x20 4.200.000
2 Kandang 100.000 2 buah 100.000x2x20 4.000.000
3 Pakan, terdiri dari katul-jagung-konsentrat.
Katul-jagung-konsentrat 2900 1 Kg untuk 1 jantan selama 3 hari 2900x2x10 x 20x3 3.480.000
Katul-jagung-konsentrat 3625 1 Kg untuk 1 betina selama 3 hari 3625x6x10 x20x3 13.050.000
4 Vaksin 250 1 suntikan pada 1 ayam selama 3 bulan 250x160x3 120.000
Obat (teramicin) 1500 Selama 3 bulan per ayam butuh 5 sachet teramicin 1500x160x5 1.200.000
5 Honor PPL 100.000 Sekali datang, 1 bulan 3 kali, untuk 4 wilayah 100.000x3 x4x3 3.600.000
SUB-TOTAL 31.650.000.00


5.2. Anggaran pelatihan
NO ITEM JUMLAH HARGA SATUAN HARGA TOTAL
1 Konsumsi yang terdiri dari:
• Snack
• Makan siang
• Kopi
• Teh
• Air putih kemasan

35
35
2 morong
1 morong
2 dos

5000
10.000
10.000
10.000
12.000

175.000
350.000
20.000
10.000
24.000
2 Spanduk 2 75.000 150.000
3 Block Note 30 3.000 90.000
4 Ballpoint 30 1.500 45.000
3 Kertas 1 rim 35.000
4 Kertas plano 30 lembar 1.000 30.000
5 Spidol 3 buah 12.000
6 Solar untuk mobil 1 mobil 100.000
7 Bensin untuk motor 2 motor 20.000
8 Sertifikat 35 buah 10.000 350.000
9 Lain-lain 5% dari total anggaran 53.550
SUB-TOTAL 1.124.550.000.00


5.3. TOTAL
No. Detail Jumlah Dalam Rupiah
1. Anggaran pelatihan berternak ayam Rp. 1.124.550
2. Anggaran sarana dan prasarana berternak ayam Rp. 31.650.000
JUMLAH TOTAL Rp. 32.774.550



I. PELATIHAN JURNALISTIK

1. Latar Belakang Permasalahan
Kaum muda perlu diajak, dibimbing dan dimotivasi untuk menggumuli dunia jurnalisme karena kegiatan jurnalisme memberi peluang kepada setiap orang khususnya kepada kaum muda untuk menyampaikan pikiran atau gagasannya kepada publik. Mengapa perlu menggumuli dunia jurnalisme? Sebab setiap orang memiliki kebebasan dan hak untuk menyampaikan pikiran dan gagasannya ke publik demi kebaikan dan kemajuan masyarakat. Deklarasi HAM PBB pasal 19 mengatakan: “Setiap orang mempunyai hak akan kebebasan menyatakan pendapat; dan hak ini mencakup kebebasan mencari, menerima dan penyampaikan keterangan dan gagasan apa pun, baik secara lisan, melalui tulisan ataupun cetakan dalam bentuk seni atau melalui media lain menurut pilihannya tanpa memandang batas-batas”.
Jurnalisme meliputi seluruh proses mengumpulkan, menulis, mengedit, dan menyiarkan berita bagi masyarakat melalui media massa baik cetak seperti koran dan majalah, elektronik semacam radio dan televisi, bahkan digital seperti internet. Kegiatan jurnalisme bertujuan mencari dan mengabarkan “kebenaran” mengenai “kenyataan” hidup atau informasi kepada orang lain demi perubahan, kemajuan dan kebaikan hidup bersama. Informasi itu dapat disampaikan melalui kegiatan tulis-menulis berita atau opini.
Kegiatan jurnalisme membutuhkan latihan serius agar jurnalis memiliki kemampuan dan keterampilan “menuliskan kenyataan hidup secara benar, profesional dan dapat diterima umum”. Tanggung jawab moral sosial kegiatan jurnalisme terletak pada usaha menyampaikan informasi secara benar, transparan dan faktual sambil menjaga nama baik orang lain sehinga informasi yang disampikan diterima umum.
Kegiatan jurnalisme yang profesional membutuhkan keterapilan menghimpun berita, mencari fakta, melaporkan peristiwa secara benar, faktual dan dapat diterima. Kegiatan ini memerlukan pelatihan dan bimbingan intensif. Sadar akan tututan profesionalisme itu maka Yayasan Bangun Insan Swadaya yang bergerak dalam bidang pelatihan jurnalisme kaum muda dan masyarakat umumnya mengajukan proposal pelatihan dengan tujuan mendapatkan bantuan finansial demi kelancaran dan keberhasilan pelatihan ini.
Dalam proposal ini kami sertakan juga sejumlah gambar pelatihan jurnalistik yang sudah dijalankan sebanyak dua (2) kali oleh Yayasan. Yayasan mempunyai program melakukan pelatihan jurnalistik secara tetap sebanyak dua kali dalam setahun.

2. Tujuan dari Pelatihan Jurnalistik:

2.1. Melatih anak muda untuk ikut berpartisipasi aktif dalam menyebarluaskan informasi antara lain tentang pemberdayaan masyarakat mandiri dengan harapan lebih banyak anggota masyarakat kecil/miskin melakukan resep-resep kesuksesan itu dengan kekuatannya sendiri.

2.2. Menciptakan lapangan pekerjaan di bidang jurnalistik. Entrepreneur sosial dan jurnalistik terletak pada keberhasilan melahirkan dan menyebarluaskan ide atau gagasan yang bisa mengubah dan membawa pembaharuan hidup dalam masyarakat.

3. Hasil yang diharapkan

Para peserta pelatihan jurnalistik diharapkan dapat menjadi agen informasi dan menjadi penulis yang hidup dari jurnalistik. Para peserta juga diharapkan untuk dapat mengelola majalah, bulletin atau jurnal popular dan ilmiah di mana bekerja.

4. Materi

4.1. Dari Ide menjadi Tulisan
4.2. Mengenal jenis-jenis tulisan
4.3. Pengenalan Penulisan Opini
4.4. Praktek Penulisan Opini
4.5. Pengenalan penulisan berita
4.6. Praktek penulisan berita
4.7. Manajemen Penerbitan
4.8. Strategi menembus media masa
4.9. Evaluasi

5. Metode Pelatihan

5.1. Presentasi
5.2. Pemutaran Film
5.3. Diskusi dan Tanya jawab
5.4. Latihan menulis dan sharing hasil tulisan
5.5. Simulasi
5.6. Sharing Pengalaman
5.7. Ice Braking

6. Waktu dan Tempat

Waktu dilakukan selama 3 hari, pada tanggal 9-11 Oktober Jumad, Sabtu dan Minggu di Madiun dan Surabayan.

Tempat di Madiun: Jl. Taman Asri II/182 Madiun. Telp. 081259459950; atau 081335582641

Tempat Pelatihan di Surabaya: Jln. Kupang Baru II/6 Surabaya 60187. Telp/Fax. (035) 4999039.

7. Peserta Berpotensi Mengikuti Pelatihan:
• Pemula dalam menulis opini
• Lulusan sekolah atau perguruan tinggi yang sedang mencari kerja
• Karyawan atau pegawai yang ingin menambah penghasilan dengan kerja yang tidak menyita waktu
• Mahasiswa yang ingin menambah uang saku atau tidak ingin memberatkan orang tua dalam membiayai studinya
• Ibu rumah tangga yang ingin menambah penghasilan keluarga
• Pengusaha yang ingin mengembangkan bulletin aktivitas perusahaan.
• Siapapun, dari latar belakang apapun, dan dengan kemampuan membaca dan menulis.










8. Budget

Rencana pengeluaran untuk 3 hari
Honorarium 2 pembicara @ Rp.2.750.000 Rp 5.500.000
Biaya Inap peserta 35 orang @ Rp 80.000/hari Rp 8.400.000
Biaya snack 2 kali untuk 45 orang @ Rp. 5000 Rp 1.350.000
Biaya makan 9 kali untuk 45 orang @ Rp 10.000 Rp 4.050.000
Biaya transportasi pembicara 2 orang @ Rp 397.000 Rp 794.000
Sewa Aula 3 hari untuk 45 orang @ Rp 30.000 Rp 4.050.000
Pembuatan Banner 1.5 x 3 meter @ Rp 90.000 Rp 90.000
Biaya publikasi, dekorasi dan dokumentasi Rp 500.000
Biaya keseketariatan (surat, foto copy, kertas dls) Rp 250.000
Biaya transportasi peserta 35 orang @ Rp 50.000 Rp 1.750.000
Biaya komunikasi Rp 300.000
==========
TOTAL Rp 27.034.000

K. PENUTUP
Demikian proposal pemberdayaan masyarakat. Atas bantuan dan partisipasi anda mensukseskan kegiatan pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat kecil desa-kota kami haturkan limpah terima kasih.
NOTA ORDER (SUFIJAYA SEMARANG)

TULIS NAMA BARANG YANG DIPESAN :

1. jumlah pesanan 2. Nama produk *
Contoh : 10 tuntunan sholat penerbit toha putra + 10 keistimewaan asmaulhusna di jaman modern penerbit sufijaya
Keterangan
contoh : tuntunan sholatnya yang kecil, yang harganya 4000 (jika tidak ada kosongi saja)

TULIS BIODATA LENGKAP PENGIRIMAN(untuk menentukan ongkos kirimnya)

Nama lengkap *
Alamat lengkap *
Nomer telpon / handphone *

REKENING REFUND (PENGEMBALIAN UANG) PELANGGAN

Dibutuhkan jika tiba2 terjadi setelah pelanggan transfer mendadak stok habis maka kami mengembalikan uang transfer sepenuhnya tanpa potongan. jika rekening refund menyusul lewat sms maka di kosongi saja

NAMA BANK

contoh : BRI KCP cab tlogosari semarang
Atas Nama :
Contoh : Tahif Mustabiq Sufi
Nomer rekening :
contoh : 1138-01-002149-50-1
Image Verification
captcha
Please enter the text from the image: [Refresh Image] [What's This?]