Didalam pendidikan murid harus di temukan bakatnya secepatnya karena apabila bakat tidak ditemukan akibatnya akan bekerja tetapi tidak ahli sehingga tidak bisa mengatasi masalah yang terjadi saat ini.
Hadist Rasulullah SAW:
إِذَا وُسِدَ اْلأَمْرُ إِلىٰ غَيْرِ اَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ
Nabi SAW bersabda: “Apabila sesuatu urusan diserahkan kepada bukan ahlinya, maka tunggu saat kehancurannya” (HR. Bukhari). (di ambil dari kitab jami’us shohir hal 36)“
Hadist ini menerangkan bahwa bahaya-bahaya yang terjadi apabila sampai salah bakat.
Untuk itu, buku ini menuntun kita bagaimana teknik mencari bakat yang Insya Allah tidak mungkin bisa meleset, penjelasan lebih lanjut tentang cara pencarian bakat ada di halaman berikutnya.
Hadist Rasulullah SAW :
بَلِّغُوْا عَنِّيْ وَلَوْ آيَةً
Rasulullah SAW bersabda : (Sampaikanlah dariku, walaupun hanya satu ayat) (Riyadusholihin, jilid 2, hal 173)
Hadist ini menerangkan walaupun hanya satu ayat, harus disebarluaskan ilmunya. Untuk itu Insya Allah sistem level menggunakan teknik walaupun hanya menguasai 1 level sudah bisa mengajar temannya sendiri yang levelnya masih di bawahnya, dengan cara tidak hanya guru yang bisa mengajar tapi murid pun juga bisa mengajar maka Insya Allah sudah memenuhi kriteria Hadist tersebut.
Hadist Rasulullah SAW:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ : خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ اْلقُرْاٰنَ وَعَلََّمَهُ
Rasulullah bersabda : Sebaik – baik kamu adalah orang yang belajar dan mengajarkan Alqur’an
(HR Muslim) (riyadushalihin jilid 2, hal 54)
Hadist ini menerangkan bahwa mengajar harus langsung di laksanakan dan tidak perlu menunggu pintar, kenapa ? karena dalam bahasa hadist tersebut menggunakan kata belajar “dan” mengajar bukan kata belajar “atau” mngajar, kalau bahasanya menggunakan “atau” maka mengajarnya harus menunggu S1,S2 dan S3, tetapi bahasa hadist itu menggunakan kata “dan” sehingga dengan teknik berdasar hadist tersebut ternyata bisa untuk membuka kursusan tanpa harus pintar sampai S1, S2 ataupun S3, sudah bisa ngajar, jaminan kualitas pun Insya Allah tidak kalah karena Alhamdulillah, sudah diuji coba dilapangan, ternyata tanpa pintar bisa ngajar, alhamdulillah contohnya saya sendiri, dilihat dari latar belakang, basic saya di STM Pembangunan jurusan listrik. Alhamdulillah saya mengajar bahasa arab, bahasa inggris, nahwu, komputer (ms word, excel, flash, blog), taklim muta’alim, tahfidz (di Panti Asuhan Nurul Islam), tajwid (Remaja Masjid Kawung), pasolatan & jilid (di TPQ Al-Kautsar), sorof & nahwu (di Panti Asuhan Nurul Ihsan), editing video dan shooting dan masih banyak lagi (di Perusahaan sendiri) dengan sistem level.
Pada pelajaran jilid di TPQ Alkautsar sistemnya model level tetapi ada sedikit kendala, muridnya tidak boleh mengajar karena di bawah metode Qiro’ati, di samping itu karena buku-buku di pasaran belum ada yang model level, Alhamdulillah akhirnya saya membuat sendiri Bahasa Inggris model level, Bahasa Arab model level, Komputer model level, Jilid model level dan masih banyak lagi.
Allah berfirman :
قَالَ الله ُ تَعَالىٰ : فَاسْتَبِقُوا اْلخَيْرَاتِ
Allah berfirman : Berlomba – lombalah kamu sekalian (dalam berbuat) kebajikan
(Al Baqarah , 2 : 148) (riyadusshalihin jilid 1, hal 65)
Dengan metode level secara otomatis semua murid saling berlomba – lomba dalam belajar untuk menyaingi temannya yang levelnya lebih tinggi. Karena semua murid butuh level dan dalam satu kelas levelnya berbeda – beda.