PERAN LEADERSHIP DALAM PROSES DAKWAH
I. PENDAHULUAN
Dakwah adalah pekerjaan mengkomunikasikan pesan Islam keapda manusia secara lebih operasional, dakwah adalah mengajak atau mendorong manusia kepada tujuan yang definitif yang rumusannya bisa diambil dari al-Qur’an-hadits, atau dirumuskan oleh da’i. Sesuai dengan ruang lingkup dakwahnya. Dakwah ditunjukkan kepada manusia, sementara manusia bukan hanya telinga dan mata tetapi makhluk yang biasa menerima dan bisa menolak sesuai dengan persepsinya terhadap dakwah yang diterima.
Sebagai dai/mubaligh sudah seharusnya memiliki sifat dan kepribadian seperti yang dijelaskan oleh rasul SAW, salah satunya adalah sifat kepemimpinan dalam melakukan aktifitas atau proses dakwah. Sesuai sabda Nabi :
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُْلٌ عَنْ رَاعِيَتِهِ. فاَلْاِماَمُ رَاعٍ وَهُوَ مَسْؤُْلٌ عَنْ رَعِيَتِهِ.
Artinya : Masing-masing kamu adalah penggembala, masing-masing kamu bertanggung jawab terhadap yang digembalakanya. Maka, pemimpin adalah penggambala bertanggung jawab atas gembalanya.
II. PERMASALAHAN
Bagaimana peran leadership/kepemimpinan seorang mubaligh dan melakukan proses dakwah.
III. PEMBAHASAN
Mubaligh (komunikator) sebagai pemimpin
Mubaligh sebagai pemimpin, sudah barang tentu usahanya tidak hanya terbatas pada usaha menyampaikan pesan (statement of fact) semata-mata, tetapi dia harus juga concern terhadap kelanjutan dari efek komunikasinya terhadap mad’unya, apakah pesan-pesan tersebut sudah cukup membangkitkan rangsangan/dorongan bagi mad’u untuk melakukan usaha tertentu sesuai dengan apa yang diharapkan, ataukah mad’u tetap pasif 9mendengar tetapi tidak mau melaksanakan). Karena komunikasi yang disampaikan itu membuuhkan follow up (suatu hal yang sangat kurang diperhatikan mubaligh), maka setiap mubaligh harus mampu mengidentifisir dirinya sebagai pemimpin dari kelompok (jamaahnya).
Dalam hal kepemimpinan yang harus dimiliki oleh mubaligh, hal-hal dibawah ini merupakan faktor penunjang yang cukup penting untuk diperhatikan, yaitu diantaranya :
1. Kebutuhan terhadap pengetahuan (need for knowledge).
2. Kebutuhan pengembangan diri (need for achievment)
3. Kebutuhan untuk membuktikan (need for improvement)
Kehidupan manusia, tidak dapat melpaskan diri dari rangsangan lingkungannya. Apa lagi kehidupan modern dewasa ini memberikan rangsangan (stimulans) yang lebih banyak dan komplex yang dihadapi oleh manusia,s ehingga terkadang setiap manusia selalu dihadapkan kepada berbagai alternatif yang cukup menyulitkan dirinya dalam mengambil keputusan.
Dengan pengetahuan yang dimiliki oleh mubaligh sebagai pemimpin, maka berdasarkan dasar-dasar yang objektif, muballigh dapat ikut membantu mengarahkan bahkan ikut memecahkan persoalan yang dihadapi oleh mad’unya suatu keharusan, suatu a must, khususnya dalam hal berlomba atau bersaing dengan rangsangan-rangsangan lingkungan yang mungkin kurang tepat dengan misi dakwah yang dibawakan oleh muballigh tersebut.
IV.