Respon Globalisasi Secara Kreatif

Respon Globalisasi Secara Kreatif
08-January-2007
Globalisasi telah melahirkan dampak positif dan negatif. Sebagian kaum Muslim merespon globalisasi secara cerdas, kreatif dan kritis. Namun sebagian lain meresponnya secara negatif, eksklusif dan menolak secara total. Kelompok pertama memandang globalisasi sebagai tantangan: mereka mempelajari dan memanfaatkan kemajuan globalisasi. Sedangkan kelompok kedua memandang globalisasi sebagai ancaman: mereka membenci dan memusuhi segala produk globalisasi. Apa dampak globalisasi dan bagaimana seharusnya kaum Muslim menghadapi globalisasi? Inilah topik yang diperbincangkan oleh Tim Reportase CMM bersama Dr. M. Syafii Anwar, MA., direktur International Center for Islam and Pluralism (ICIP) beberapa waktu lalu.
Bagaimana menurut Anda posisi Islam dalam era globalisasi ini?
Globalisasi, lepas dari segala kelebihan dan kekurangannya, melahirkan dua aspek. Pertama, aspek positif, yaitu lahirnya revolusi informasi, seperti mudahnya mengakses internet, sarana transportasi yang semakin cepat, dan lain-lain. Kedua, aspek negatif, yang ditandai dengan hal-hal yang sangat impersonal dan kadang-kadang tidak manusiawi, seperti melahirkan alienasi (keterasingan) karena semakin mendunianya internet. Orang makin mudah mengakses hal-hal yang paling baik sampai yang paling buruk. Dua aspek inilah yang melahirkan persoalan-persoalan baru.
Mengenai akibat negatif dari globalisasi, apakah hal ini menjadi salah satu penyebab munculnya terorisme?
Apa yang Anda katakan betul, bahwa globalisasi melahirkan sikap-sikap seperti itu. Globalisasi telah melahirkan ketidakadilan dan kemiskinan global. Negara yang kaya mendominasi negara miskin. Kemiskinan global itu melahirkan hegemoni power (hegemoni kekuasaan) dari negara besar, khususnya negara Amerika Serikat (AS). Hegemoni kekuasaan Barat mendominasi kekuatan global dan negara-negara dunia ketiga, terutama negara-negara Islam menjadi terpinggirkan.
Mengapa hal itu umumnya menimpa di negara-negara Islam?
Hal ini disebabkan negara-negara Islam baru merdeka (abad ke-20), sementara Barat sudah sangat maju dengan teknologi, transportasi, dan ilmu pengetahuannya. Penjajahan Barat terhadap negara-negara Islam inilah yang menimbulkan persoalan-persoalan baru. Sebab ketika negara-negara Islam itu merdeka, sedangkan negara-negara Barat sudah jauh lebih maju, tentu saja melahirkan kecemburuan atau perasaan rendah diri dari negara-negara Islam.
Bagaimana respon negara-negara Islam terhadap kemajuan perabadan Barat?
Kemajuan peradaban Barat itu melahirkan dua respon. Pertama, respon cerdas dan kreatif. Respon terhadap perkembangan ilmu pengetahuan Barat itu dilakukan dengan belajar. Kedua, respon negatif, yang dilakukan sebagai mekanisme pertahanan diri. Mereka menegakkan diri untuk melawan hegemoni Barat. Respon negatif ini bisa dilihat dari dua sudut: sosiologis dan struktural. Secara sosiologis, kebudayaan-kebudayaan Barat yang mampir di negara-negara Islam dilawan dengan berbagai cara: ada yang resistensi (semuanya tak mau), ada yang bersaing secara tegas dan bekerja keras, ada juga yang melakukan perlawanan dengan cara menjauhkan diri dari kebudayaan Barat dengan segala resikonya. Secara struktural, imajinasi global adalah ketidakadilan internasional sebagai akibat dari hegemoni kekuasaan politik yang kita sebut dengan “standar ganda” dari negara-negara besar, khususnya dari AS di dalam kebijakan-kebijakan luar negerinya, terutama di Timur Tengah.
Mengapa ada kelompok yang merespon positif (kreatif dan cerdas) dan merespon negatif. Apa yang mendorong mereka mengambil dua langkah yang berlawanan?
Itu berkaitan dengan cara berpikir atau paradigma dalam melihat berbagai persoalan yang erat kaitannya dengan latar belakang pendidikan: apakah memberi respon positif atau negatif. Kita tahu tidak semua kebudayaan Barat bisa kita terima, karena ada yang buruk seperti pornografi. Kalau memang tidak suka, hindari saja. Kebudayaan Barat yang bisa kita terima dan kita manfaatkan sebaik-baiknya adalah ilmu pengetahuan dan teknologinya. Tapi kalau kita memandang itu semua sebagai ancaman, tentu saja kita tidak akan memanfaatkannya.
Menurut Anda apa bedanya antara ancaman dan tantangan?
Kalau semua masalah dipandang sebagai ancaman, maka kita akan menjadi orang yang tidak kreatif dan itu berarti pertahanan diri kita berlebihan. Tapi kalau kita melihat sebagai tantangan, maka kita akan mengatakan, “Orang Barat itu bisa maju, kenapa kita tidak?” Itu kreatif namanya.
Kalau melihat dari komposisi negara-negara berkembang, mengapa pihak-pihak yang terkalahkan karena dominasi negara-negara Barat itu respon negatifnya lebih dominan?
Hal ini tidak terlepas dari psikologi politik yang disebabkan penjajahan Barat terhadap negara-negara Islam. Dendam “nasionalisme” tidak akan habis. Orang-orang yang merespon secara kreatif akan mengakui bahwa Barat menjajah karena Barat memang kuat. Sikap inilah yang akan memotivasi untuk belajar dan bekerja keras sehingga mampu menyaingi Barat. Namun, jika kita melihat Barat itu penjajah, Barat itu Kristen, Barat itu Yahudi, maka akan selalu timbul dendam membara di dalam hati dan itu saja yang diingat-ingat. Ada semacam memori kolektif di kalangan umat Islam untuk melihat aspek-aspek negatif Barat.(CMM)
Komentar Anda
http://www.cmm.or.id/cmm-ind_more.php?id=A3566_0_3_0_M
NOTA ORDER (SUFIJAYA SEMARANG)

TULIS NAMA BARANG YANG DIPESAN :

1. jumlah pesanan 2. Nama produk *
Contoh : 10 tuntunan sholat penerbit toha putra + 10 keistimewaan asmaulhusna di jaman modern penerbit sufijaya
Keterangan
contoh : tuntunan sholatnya yang kecil, yang harganya 4000 (jika tidak ada kosongi saja)

TULIS BIODATA LENGKAP PENGIRIMAN(untuk menentukan ongkos kirimnya)

Nama lengkap *
Alamat lengkap *
Nomer telpon / handphone *

REKENING REFUND (PENGEMBALIAN UANG) PELANGGAN

Dibutuhkan jika tiba2 terjadi setelah pelanggan transfer mendadak stok habis maka kami mengembalikan uang transfer sepenuhnya tanpa potongan. jika rekening refund menyusul lewat sms maka di kosongi saja

NAMA BANK

contoh : BRI KCP cab tlogosari semarang
Atas Nama :
Contoh : Tahif Mustabiq Sufi
Nomer rekening :
contoh : 1138-01-002149-50-1
Image Verification
captcha
Please enter the text from the image: [Refresh Image] [What's This?]